The Power Muslim Indonesia... Ragil Mahardika Kesal, Akunnya yang memiliki 1,3 Juta Followernya Lenyap
sumber foto : matamata
Ragil Mahardika melayangkan protes. Akun Tik Tok miliknya yang sudah mendapat 1,3 juta follower lenyap. Lelaki gay yang heboh usai menjadi bintang tamu podcast Deddy Corbuzier itu memperlihatkan, akun bernama @ragilmahardikafred3 tidak bisa lagi diakses.
"Akun Tik Tok-ku diblokir," tulis Ragil Mahardika di Instagram, Jumat (13/5/2022).
Ragil menerangkan, akun tersebut sebenarnya tidak lagi terpakai sejak beberapa minggu terakhir. Ia menggunakan akun baru dengan follower yang lebih banyak, yakni 3,8 juta pengikut.
"Untuk sementara aku pakai akun Ragil Mahardika ya," terangnya. Kendati tidak lagi dipakai, tetap saja Ragil Mahardika kesal. Mengapa ada orang yang tega melenyapkan akunnya.
"Kalian lagi-lagi memblokir akunku. (Padahal) akun LGBT bertebaran di platform kalian," kata Ragil Mahardika. "Tapi kenapa akunku yang dipermasalahkan?" imbuhnya mempertanyakan.
Ragil Mahardika menambahkan, yang memiliki orientasi seks sepertinya dan memiliki media sosial bukan hanya dirinya.
"Transgender wara wiri di tv nasional, akun gay yang lain juga banyak. Ingat, LGBT itu lesbian, gay, biseksual dan transgender," tegas lelaki yang tinggal di Jerman tersebut.
Ragil Mahardika kemudian mempertanyakan, "kalau kalian blokir akunku, kenapa akun yang lain tidak diblokir? Keterlaluan."
Warganet memberikan sejumlah tanggapan di kolom komentar. Salah satunya menyeret nama Lucinta Luna. "Lucinta Luna bebas berkeliaran, tapi semua menutup mata," tulis @meigi_ham.
"Artis transgender wara wiri di tv tidak memperlihatkan indahnya kehidupan menyimpang. Mereka masuk tv untuk lucu-lucuan, jadi tolong bedakan," ujar @cer_ricer.
Ragil Mahardika Ternyata Pernah Ingin Bunuh Diri
Ragil Mahardika tak hentinya menjadi sorotan netizen Indonesia. Ia memang diketahui sangat terang-terangan mengaku sebagai gay. Walaupun ia terlihat santai menanggapi berbagai hujatan, ternyata di awal-awal Ragil sempat stress.
"Kalau dulu di awal-awal iyalah. Kalau dibilang stress sih nggak ya. Tapi lebih kepada waw kok banyak banget kayak ngerasa ih serius nih sebanyak itu (hujatan)," ungkapnya.
Ragil menyadari bahwa itu adalah konsekuensi dari bermain media sosial. Jadi ia justru menganggap itu sebagai lucu-lucuan. Justru teman-temannya yang bingung, kenapa sih Ragil bisa tahan banting, padahal yang memberi komen negatif sampai ribuan lho.
Menjadi Idol Gay Pertama, Kisah Perjalanan Karier Holland Sebagai Penyanyi di Korea Selatan yang Tak Mudah - Sempat Dipukuli Orang Asing
"Aku malah kadang-kadang lucu malah aku baca-bacain dan aku komentari lagi atau balas lagi dengan video yang aneh, lucu atau informasi lagi," ujar Ragil.
Ragil juga selalu memposisikan diri, di mereka. Ia kalau mendengar sesuatu hal yang misalnya nggak tahu atau nggak punya ilmu, di situ pasti juga takut atau langsung merasa risih.
"Tapi aku kalau udah sering dengar, aku sering paham ya aku paling menghargai aja. Jadi aku memposisikan diriku sebagai hatters yang menghujat misalnya. Yaudah jadi sekarang aku biasa-biasa aja sih,"tambahnya.
1. Ramai Dihujat
Bagi Ragil, orang-orang yang menghujat nggak tau kehidupan Ragil. Mereka hanya melihat dari luarnya aja. Dihujat dengan kalimat tak sepantasnya, misal 'dasar laki-laki kurang ajar apalah segala macam'.
Orang-orang nggak tahu bagaimana perjuangannya sampai ke titik ini. Makanya Ragil senang balasin komentar-komentar yang negatif itu dan ia balikkan dengan fakta yang ada.
"Kalau misalnya ada yang bilang ‘karena dirimu pasrah nggak berdoa sama Tuhan’ atau segala macam. Aku balikkan siapa yang bilang pasrah, aku juga dulu pernah berdoa, aku juga sampai sekarang ada di titik yang bilang apakah ini benar segala macam dan aku pernah sampai di titik mau bunuh diri juga," ungkap Ragil Mahardika.
2. Ingin Bunuh Diri
Saat ngobrol bareng KapanLagi.com Ragil menungkapkan pernah ingin bunuh diri saat masa-masa pencarian jati diri. Ternyata di balik tawa Ragil Mahardika, ia pernah melewati masa-masa berat juga ya KLovers.
"Aku juga ada di proses itu dan itu cukup lama juga. Di masa-masa puber, di masa-masa aku sebelum berangkat ke Jerman, pencarian jati diri sampai aku ke luar negeri kerja segala macam itu ada proses di mana aku merasa apakah aku sendirian?" ungkapnya.
3. Banyak Pertanyaan Untuk Diri
Banyak pertanyaan yang timbul dipikiran Ragil masa-masa itu, apakah benar seperti yang ia inginkan ini memang ada di dunia ini? Kenapa ada perasaan ini? Namun ia tak menyalahkan siapapun apalagi Tuhan.
"Aku percaya sama Tuhanku tapi di posisiku aku selalu berpikir kenapa ada perasaan ini? Kenapa nggak bisa hilang aja perasaannya terus jadi balik lagi kayak orang biasa. Tapi mau gimana lagi mau dipaksakan pun nggak bisa," tutur Ragil.
4. Dihujat Tak Bersyukur
Ragil menegaskan buat teman-teman yang selama ini udah ngikutin dia atau pernah ada di posisi yang sama pasti paham. Kalau orang-orang yang tidak ada di posisi yang sama pasti dia nggak akan ngerti kenapa ia ngomong seperti ini.
"Yang disalah-salahkan bahwa kita nggak pernah bersyukur, kita yang nggak percaya Tuhan segala macam. Kita tahu apa yang dianggap normal sama kita kan kita diajarkan dari kecil bahwa laki-laki suka sama perempuan dan perempuan suka sama laki-laki," ungkapnya.
"Tapi kan dunia ini bergerak, dunia ini beraneka ragam dan pencarian jati diri untuk kita yang tinggal di kampung yang zaman dulu belum ada media sosial kayak sekarang. Kalau zaman sekarang mungkin orang melihat Tik Tok udah paham oh iya memang ada LGBTQ+ tapi di zaman aku belum ada apa-apa, di zaman aku umur 17-18 nggak ada internet yang segila sekarang," tambahnya.
5. Pernah di Posisi yang Sama
Ragil tau banyak orang yang posisinya sama kayak dia, dari komentar-komentar orang atau dari yang curhat ke Instagram-nya. Atau dari teman-teman yang dari LGBTQ+ juga ada di posisi itu.
Seperti sekarang transgender hebat sudah wara-wiri di TV. Namun mereka juga pasti pernah ada di proses pendewasaan diri.
"Proses pendewasaan diri itu kan dimulai dari kita misalnya pada saat kita puber ya kan, kita sukanya sama siapa. Apakah kita tahu apa yang kita sukai, terus kenapa kita berbeda, kenapa kita lebih suka lihat cowok kalau yang cowok atau sebaliknya yang cewek lebih suka lihat yang cewek, atau yang cowok lebih suka dandan akhirnya memilih untuk menjadi transgender," kata Ragil Mahardika.
6. Kawan LGBTQ+ Curhat ke Ragil
Ternyata banyak teman-teman yang dari LGBTQ+ curhat ke Ragil. Mereka pasti selalu bilang ada di posisi yang pernah down.
"Untuk bilang ke dirinya atau ke Tuhan yang dipercayai atau ke orang tua siapapun itu untuk bilang yaudahlah bagus mati aja kali ya biar udah selesai," ungkap Ragil Mahardika.
"Masalah yang berat itu adalah masalah dimana kita menghargai diri kita sendiri dan sampai akhirnya kita jadi orang yang sekarang yang seperti orang lihat. Itu prosesnya kan juga nggak sehari dua hari ya bisa ada yang berbulan-bulan bahkan ada yang bertahun-tahun sampai dia bisa menghargai dirinya sendiri," tambahnya.
7. Pencarian Jati Diri
Pencarian jati diri tuh susah bahkan harus nanya-nanya orang atau punya komunitas sendiri makanya teman-teman yang dari dunia LGBTQ+ di zaman Ragil tuh lebih suka pergi ke luar kota, pergi ke luar negeri.
"Karena untuk mencari jati dirinya dan itu berat. Proses coming in kalau kita sering bilang di dunia LGBT. Jadi proses menerima diri sendiri itu yang sangat berat sebelum kita coming out ke luar kita kan harus coming in ke diri kita dulu apakah kita memang seperti ini dan kita kan cari tahu. Proses penerimaan dirinya itu yang cukup sangat menyita banyak pikiran, waktu dan tenaga," tutur Ragil Mahardika.
8. Tak Tiba-Tiba Suka Cowok
Orang-orang kadang salah berpikir, bahwa mereka yang gay ini adalah yang tiba-tiba langsung suka sama cowok, padahal kan nggak seperti itu.
"Nggak, ada banyak proses di belakang itu dan itu yang selalu aku beri tahu di video-video mulai dari YouTube juga atau di Tik Tok sekarang," tuturnya.
Oleh : Yazir Farouk via suara.com
Belum ada Komentar untuk "The Power Muslim Indonesia... Ragil Mahardika Kesal, Akunnya yang memiliki 1,3 Juta Followernya Lenyap"
Posting Komentar