Jangan Kamu Termasuk Orang Yang Sulit Menerima Kebenaran, Cek Ini ciri-cirinya
sumber foto : IDN Times
ORANG YANG SULIT MENERIMA KEBENARAN
Manusia memang tempatnya salah dan lupa. Hal ini tidak bisa disalahkan apabila memang sebelumnya ia belum mengerti tentang suatu kebenaran. Dan tentunya perlu banyak toleransi atas segala kesalahan manusia. Karena hal tersebut merupakan hakikat dan fitrah dari manusia itu sendiri. Dan manusia yang hebat adalah ia yang mampu menerima kebenaran sehingga ia bisa melawan fitrahnya sebagai makhluk yang rawan berbuat salah dan dosa. Akan tetapi dalam beberapa situasi kadang manusia sulit menerima kebenaran. Sekalipun ia tahu bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Berbagai nasihat hingga tudingan tak membuatnya gentar bahwa ia merasa dirinya sendiri lah yang paling benar. Sehingga hal ini akan membuat hatinya mati karena buta akan kebenaran.
Hal seperti ini tentunya tak jarang kita temui di masa sekarang. Pada prinsipnya buta akan kebenaran dipengaruhi adanya ego dari manusia itu sendiri. Ya hal ini memang suatu kewajaran di mana karakteristik setiap manusia itu berbeda-beda.
Akan tetapi berkaitan dengan hukum Allah SWT. Kesalahan tetap dihukumi kesalahan dan kelak akan mendapat ganjaran yang setimpal. Manusia bisa memaafkan, Allah SWT pun bisa memberi ampunan. Akan tetapi jangan lupa bahwa setiap amal perbuatan pasti ada konsekuensinya. Termasuk seseorang yang sulit menerima kebenaran sekalipun ia tahu bahwa ia salah.
Allah Berfirman :
Dan Kami mengumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta. Dia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan kami dalam keadaan buta, padahal aku dulu (di dunia) dapat melihat,” (QS. Thaahaa: 124-125)
PARA ulama berbeda pendapat tentang maksud buta dalam ayat di atas; apakah buta hati atau buta mata? Mereka yang berpendapat bahwa itu adalah buta hati mengambil dalil dari firman Allah Ta'ala
“Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami,” (QS. Maryam: 38)
Dan firman-Nya,
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, hingga penglihatanmu pada hari itu amat tajam,” (QS. Qaaf: 22)
“Pada hari mereka melihat malaikat, di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa,” (QS. al-Furqaan: 22)
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahanam, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘aunul yakin,” (QS. at-Takaatsur: 5-7)
Ayat-ayat semisalnya yang menegaskan bahwa pada hari kiamat manusia akan melihat dengan mata kepala adalah,
“Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan duduk karena (merasa) hina. Mereka melihat dengan pandangan lesu,” (QS. asy-Syuuraa: 45)
“Pada hari mereka didorong ke neraka dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), ‘Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakaanya. Maka apakah ini sihir ataukah kamu tidak melihat?” (ath-Thuur: 13-15)
“Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya,” (QS. al-Kahf: 53)
“Dia berkata, ‘Ya Tuhan mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dulu melihat?'” (Thaahaa: 125)
Jadi orang tersebut tahu bahwa ketika di dunia ia buta dari kebenaran bukannya buta matanya, sehingga ia mengatakan, “Dan sungguh dulu aku melihat.” Lalu bagaimana ketika kata-katanya itu dijawab dengan firman-Nya,
“Demikianlah, karena kamu telah didatangi ayat-ayat kami, lalu kamu melupakannya. Maka, demikian pula hari ini kamu dilupakan,” (QS. Thaahaa: 126)
Ibnu Katsir berkata, “Berbeda halnya dengan orang kafir yang ketika diperingatkan dengan ayat Allah, mereka malah tetap dalam kekufurannya, seakan-akan mereka tidak mendengar dan tidak melihat.”
Mujahid berkata,
لم يسمعوا : ولم يبصروا، ولم يفقهوا شيئًا.
“Mereka tidak mendengar, tidak juga melihat dan tidak memahami apa pun.”
Al Hasan Al Bashri berkata,
كم من رجل يقرؤها ويخر عليها أصم أعمى.
“Betapa banyak orang yang membaca dan dihadapkan padanya ayat-ayat Allah, namun ia tidak mendengar dan tidak pula melihat.”
Qotadah berkata mengenai ayat tersebut,
لم يصموا عن الحق ولم يعموا فيه، فهم -والله -قوم عقلوا عن الله وانتفعوا بما سمعوا من كتابه.
“Mereka tidak mendengar dan tidak pula melihat kebenaran. Mereka bisa berpikir, namun berpaling dan tidak mengambil dari kitabullah yang mereka dengar.”
Ibnu Katsir berkata, “Tidaklah pantas bagi orang beriman buta terhadap peringatan Allah. Bahkan ia seharusnya mengarahkan pandangannya terhadap perintah Allah dan ia harus yakin dengan seyakin-yakinnya.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 332)
Ayat yang kita kaji dalam surat Al Furqon saat ini semakna dengan firman Allah Ta’ala yang menjelaskan sifat orang-orang beriman.
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal: 2).
Inilah keadaan orang beriman yang jauh berbeda dengan keadaan orang kafir. Mereka, yaitu orang kafir, ketika mendengar kalamullah tidaklah membekas dan tidak mengurangi kekufuran mereka. Bahkan mereka terus menerus berada dalam kekufuran dan pembangkangan serta terus berada dalam kebodohan dan kesesatan.
وَإِذَا مَا أُنزلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS. At Taubah: 124-125)
Ya Allah, jadikanlah Al Qur’an sebagai penerang hati kami.
Ya Allah, jadikanlah kami sebagai orang-orang yang tidak buta dan tuli ketika mendengar peringatan dan ayat-ayat-Mu.
Ya Allah, golongkanlah kami menjadi ahli Qur’an dan selalu memperhatikannya.
Sumber: Tafsir ibnu katsir, Taafsir Al Azim Rumaysho ssc.
Belum ada Komentar untuk "Jangan Kamu Termasuk Orang Yang Sulit Menerima Kebenaran, Cek Ini ciri-cirinya"
Posting Komentar