Anak Suka Bohong Kepada Orangtua,, Waspada, Terapkan ini.... Cara didik Anak yang Suka Berbohong
sumber foto : tebyan
“Jangan Bohong!”, “Ini jelas kebohongan”, “Sepertinya ia adalah pembohong”.
Ungkapan demikian mungkin kita pernah dengarkan atau bahkan kita sendiri yang mengucapkannya. Kita terkadang mendapati orang – orang yang memiliki sifat yang tidak terpuji ini. Padahal tentu sangat banyak dampak buruk dari kebohongan. Seseorang akan dicap sebagai pembohong, bahkan tidak jarang karena kebohongan, seseorang dapat merasakan jeruji besi.
Dalam dunia pendidikan Anak, sifat ini pula terkadang banyak terjadi. Sehingga bagi kita perlu untuk mengetahui mengapa anak – anak kita berbohong. Pada kesempatan ini kita akan menyebutkan 6 penyebab utama seorang anak termotivasi untuk berbohong.
Ancaman Perbuatan Bohong
Sebagaimana yang kita ketahui, kebohongan adalah memberitakan atau menyampaikan sebuah informasi dengan tidak benar. Dalam sebuah Hadits Nabi Salallahu ‘alahi wassalam menyebutkan,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” (Muttafaq ‘alaih)
Karena itu Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan dengan siapa kita bergaul, terutama bersama dengan orang – orang yang jujur. Dalam al-Qur’an, QS at-Taubah: 119, Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar
Begitu pula dalam QS. Al-Isra: 36,
وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسُۡٔولٗا ٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya
Di dalam hadits juga disebutkan, bahwa Rasulullah Salallahu ‘alahi wassalam telah menyebutkan diantara difat munafik, yaitu “Apabila ia berbicara, ia berbohong” (HR. Bukhori dalam Shohihnya, Kitab al-Iman, dan Muslim)
Karena itu perilaku seperti ini pula mendaptkan balasan, sebagaimana hadits Nabi Salallahu ‘alahi wassalam ,
“…Adapun orang yang aku datangi sedangkan ia dirobek rahangnya sampai tengkuknya, hidungnya dirobek sampai tengkuknya, dan matanya sampai tengkuknya, ia adalah orang yang keluar dari rumahnya di pagi hari lalu melakukan sebuah kebohongan yang menyebar ke segala penjuru…” (HR. Bukhori dalam Shohih-nya, kitab at-Ta’bir)[1]
Sebab Anak Berbohong
Berikut dijelaskan 7 sebab – sebab utama seorang anak berbohong. Mudah – mudahan dengan mengetahuinya, kita bisa mengarahkan dan membimbing anak – anak kita, jika suatu saat ia mengamalkan sifat ini.
Tidak mengetahui Hukum Berbohong dan Akibat buruknya
Sebagian anak sengaja berbohong, padahal ia sadar betul telah memanipulasi kenyataan. Dan ternyata dengan kebohongan tersebut ia bisa mencuri perhatian orang – orang di sekitarnya, sehingga menjadi semacam penyemangat baginya. Sehingga ia sering melakukan perbuatan tersebut. Ia tidak mengetahui bahwa berbohong adalah haram, bisa menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal, merubah yang baik, mengubah yang buruk, serta akibat lainnya.
Cara mengatasi hal ini adalah tentu dengan mengajarkan kepada anak hukum dan kosekuensi dari sifat tersebut. Bahwa perbuatan bohong tidak disukai oleh agama dan merupakan perbuatan yang buruk sebagaimana dijelaskan di awal. Selain itu, sebagai orang tua kita hendaknya senantiasa mengawasi anak untuk berkata jujur, dan menerapkan sanksi jika suatu ketika ia kedapatan berbuat bohong.
Kebiasaan yang Diulang – ulang
Akibat dari ketidaktahuan, dan merasa bahwa tidak ada ada apa – apa dengan sifat bohong, maka anak – anak akan mengulang perbuatan tersebut. Apalagi jika orang tuanya tidak punya kontrol yang baik terhadap mereka.
Maka sebuah kebohongan yang tidak berdampak apa – apa yang dirasakan oleh sang anak akan membuatnya tertarik untuk berbohong kembali. Sehingga pada akhirnya akan menjadi kebiasaan. Dan karena kebiasaan, bohong akan tertanam menjadi sikap dan perilaku.
Salah satu hal yang kurang baik dalam pendidikan anak adalah mengajari perbuatan berbohong secara tidak langsung. Contohnya ketika seorang tamu datang dan mencari kita, namun karena tidak mau diganggu, kita berkata kepada anak “Bilang ayah sedang di luar”. Dan anak kita pun melakukannya. Hal tersebut, tentu adalah contoh yang tidak pantas untuk dilakukan kepada anak.
Gurauan
Salah satu hal yang harus dijauhi adalah membincang candaan dengan kebohongan. Nabi SAW telah menyebutkan,
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Dalam masa sekarang banyak acara – acara lawak dan humor atau komedi yang merupakan cerita – cerita yang tidak benar. Semua itu dilakukan untuk membuat kebanyak orang tertawa, padahal semua itu adalah tidak boleh dilakukan.
Mengarang cerita lucu apalagi berlebihan adalah salah satu perkara yang melemahkan hati. Bercanda dalam kadar tertentu tidaklah mengapa. Namun jika sudah berlebihan maka bisa masuk ke dalam hadits di atas (Wallohu a’lam).
Karena itu anak – anak kita harus diajarkan untuk menghindari guyonan yang berlebihan, apalagi humor yang dibuat – buat untuk membuat tertawa. Mereka dibimibing dan diberikan alternatif cerita serta metode yang tepat agar mereka tidak menjadikannya kebiasaan.
Menghindari Sanksi dan mencari Keselamatan
Anak kecil adakalanya belajar bahwa kebohongan bisa menghindarkannya dari hukuman. Hal tersebut tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Sebab terkadang mereka melakukan hal tersebut karena merasa tertekan dengan aturan yang diberlakukan di rumah. Serta diberikan kesempatan untuk belajar dan dimaafkan.
Selain itu biasanya, ia juga melakukannya karena takut dengan hukuman yang akan diterimanya jika ia berbicara dengan jujur.
Cara mengatasi masalah ini adalah tentu orang tua harus mau duduk dengan anak dan berbicara dengan mereka. Serta tidak kaku dalam aturan. Budaya seperti ini akan selalu menajdi solusi bagi rumah tangga yang ingin mendapatkan sakinah (ketenangan).
Ingin Mendapatkan pengakuan dari Orang Lain
Adakalanya anak – anak sengaja membicarakan kisah – kisah fiktif dan aneh agar ia didengarkan oleh teman – temannya. Ia termotivasi untuk hal itu karena teman – teman mereka tertatik dan membuat dirinya lebih dihargai.
Selain itu, kebohongan semacam ini juga dimotori oleh sifat diskriminasi atau ketidakadilan kepada anak – anak. Sehingga mereka menjadikan sifat tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan dari orang tuanya.
Cara mengatasi kebohongan tersebut adalah sepatutnya orang tua berlaku adil kepada anak – anak, memberi pujian dan sanjungan kepada mereka. Rasulullah Salallahu ‘alahi wassalam bersabda,
“Berlaku adillah kalian terhadap anak – anak kalian…” beliau mengucapkannya tiga kali. (HR. Bukhori dalam Shohih-nya, bab al-Hibah dan Abu Dawud)
Meraih Keinginan
Anak – anak senang mendapatkan mainan, permen atau pun uang dan barang – barang lainnya. Biasanya barang – barang ini dikaitkan dengan prestasi moral, sosial, studi, ibadah, dll. Namun, tidak jarang tuntutan kepada mereka melebihi kemampuan mereka dalam menunaikan atau menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan. Akhirnya, mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan. Sehingga ia merasa cemburu dengan anak yang mendapatkan hadiah. Pada saat itulah, ia bisa jadi cemburu dan belajar dengan cara yang keliru. Bahwa ia baru bisa memperoleh hadiah dengan melakukan kebohongan.
Cara penanggulangannya adalah orang tua harus memberikan motivasi kepada anak – anak, serta menguku target capaian untuk sebuah prestasi yang ia bisa peroleh. Tidak mengapa mengurangi target jika kemungkinan ia terdeteksi akan melakukan kebohongan untuk mendapatkan hadiah tersebut.
Membela Diri
Kebohongan karena membela diri terjadi ketika anak merasakan kezoliman sementara tidak mendapatkan jalan untuk memperoleh hak – hak mereka. Maka anak – anak bisa mengambil cara yang salah agar ia bisa mendapatkan hak – hak mereka.
Anak – anak terutama ketika Pubertas, berbeda cara penyikapan mereka tatkala mendapati ketidakadilan. Bagi anak – anak yang masih kecil mungkin mereka akan teriak atau menangis. Namun bagi remaja, tentu cara tersebut akan membuat ia malu, sehingga ia bisa jadi melakukan perlawanan dengan berbohong.
Pemecahannya adalah pada masalah ini dengan berbuat adil. Dan menjelaskan kepada mereka pentingnya untuk bersabar (Wallohu a’lam bi ash-Showab).
Disarikan dari Dr. M. Fahd ats-Tsuwaini, Anaku Tak Suka Bohong, Surakarta: Mumtaza, 2008.
Penulis :Dr. M. Fahd ats-Tsuwaini via amaljariah.org
Belum ada Komentar untuk "Anak Suka Bohong Kepada Orangtua,, Waspada, Terapkan ini.... Cara didik Anak yang Suka Berbohong "
Posting Komentar