ADSENSE1

Rencana Mu sering Gagal di Tengah Jalan.. ?? Dibalik Kegagalan Mu Allah Berikan ini Kepada Mu

 

sumber foto : bernas.id

Kita sepakat bahwa kekuasaan Allah SWT itu sangat luas, saking luasnya tidak ada siapapun yang dapat menandinginya. Dengan kekuasan itulah Allah SWT merencanakan segala sesuatunya, dan dalam waktu yang tak terpikirkan Dia juga mampu menghentikannya seketika. Terkait hebatnya kekuasaan ini, semuanya tertera jelas dari sifat jaiz yang dimiliki Allah SWT.

فعل كل ممكن او تركته

“(Dia) mengerjakan semua yang mungkin, atau meninggalkannya.”

Dengan sifat Allah SWT yang satu ini, Ia memiliki kekuasan yang luar biasa dalam menciptakan maupun mentiadakan seseuatu, bahkan dalam waktu yang berdekatan. Bisa dipahami bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kita, semuanya atas takdir Allah SWT yang telah melekat sejak zaman azali (zaman di mana kita belum diciptakan tapi sudah ditentukan akan menjadi seperti apa). Lantas apa saja yang harus kita persipkan dalam menghadapi takdir Allah SWT yang dating pada kita hari ini, esok atau seterusnya?

Ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan dan harus kita pahami bersama, utamanya untuk membantu jiwa-jiwa yang menebalkan keyakinan untuk terus berjuang tanpa kenal lelah, dan selalu mencoba bangkit dari keterpurukan.

#1 Tidak Semua yang Kita Inginkan Bisa Tercapai

Setiap manusia pasti memiliki keinginan dan prioritasnya masing-masing. Dalam waktu tertentu, mereka bisa melakukan apapun untuk sampai pada keinginannya itu. Ketika perasaan untuk bisa sampai pada keinginan telah menjadi semacam rasa lapar yang butuh makan, di situlah ia akan merasakan kekecewaan yang luar biasa saat kenyataannya ia tak bisa menggapainya.

Hal di atas pernah penulis alami sendiri. Tepatnya saat hasrat untuk bisa masuk pada salah-satu perguruan tinggi tidak bisa tercapai. Saat itu, tak ada yang bisa penulis lakukan kecuali meratapi kekecewaan, rasa malu pada orang tua dan lain semacamnya.

Beberapa saat kemudian, penulis berkunjung kepada salah satu guru waktu SMA, meminta arahan dan nasihat untuk menenangkan dalam mencari jalan selanjutnya. Ada beberapa nasihat yang beliau ungkapkan, dan yang penulis ingat betul adalah, beliau sempat menjelaskan bahwa Allah SWT selalu tahu apa yang terbaik untuk hambanya.

Selain itu, beliau juga meminta penulis untuk kembali melihat diri sendiri, apakah ada secuil niat yang tak searah dengan niat utamanya. Jika memang ada, coba tata kembali niat baik itu karenan bisa jadi ada satu keinginan yang justru Allah SWT sangat tidak suka dengan hal itu.

Dengan ini bisa dipahami bahwa tidaklah salah jika kita punya banyak impian dan keinginan. Akan tetapi, janganlah kita sampai lupa bahwa Allah SWT maha berdaulat dan memegang kendali akan kehidupan ini. Kita boleh memegang pensil dan kemudian menuliskannya di kertas yang kosong, akan tetapi haru ingat bahwa Allah SWT yang memegang penghapusnya. Dia mampu menghapus segala keinginan kita yang tidak benar dan menulis rencananya yang lebih baik dalam kehidupan kita.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah SWT mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah :216).
#2 Jangan Berputus Asa

Setelah memahami bahwa semua keinginan dan impian bisa saja tidak tercapai, hal berikutnya yang haru dilakukan adalah jangan sampai terpuruk dalam jurang kekecewaan yang nanti akan berujung pada rasa putus asa. Sifat ini sering kali muncul saat kita merasa lelah, tergerus dalam fase terendah di mana semuanya tak mampu dikerjakan dan dicapai.

Saat berada pada posisi ini, sadarilah bahwa semuanya belum berakhir. Teruslah ingat pada apa yang telah menjadi tujuan utama, bahwa ia telah kita perjuangkan dengan sedemikian rupa. Rasa lelah, letih dan lesu sudah pasti ada, namun teruslah ingat bahwa Allah SWT pernah bersabda saat menceritakan kisah Nabi Ya’qub:

يَا بَنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ


“Wahai anak-anakku, pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf [12]: 87).

Setelah itu, kesadaran bahwa Allah SWT akan selalu membalas setiap perjuangan harus terus ditekankan dalam keyakinan. Jika pun balasan itu tidak datang hari ini, bisa jadi besok, lusa atau nanti pada masa di mana anak-anak atau cucu kita akan menjadi apa yang tak perna mampu kita raih hari ini.

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa, dan menyebarkan rahmat-Nya. Dialah yang Maha Melindungi lagi Maha Terpuji” (QS. Asy-Syuara [42]: 28).

#3 Rencana Allah Pasti Yang Terbaik

Sebaik-baiknya perancang kehidupan kehidupan sudah pasti adalah AllahSWT. Sekuat dan sehebat apapun orangnya, jika Allah SWT sudah dengan kun fayakun-Nya menjadikan rancangan tersebut gagal, maka akan gagal. Maka ibarat sebuah film, kita-kita ini adalah aktris yang hanya bisa memaikan acting dan persona yang dikehendaki oleh sutradara. Kita hanya wayang di tangan dalang, atu seperti pasien di tangan dokter. Apapun alurnya, maka itulah yang harus dilalui.

Dalam menjalaninya, kadang kita harus melewati jalan terjal yang menyakitkan, dan di antara kesedihan paling dalam adalah, ia jatuh pada saat berjuang di jalan terjal itu. Ia kemudian berada dalam kondisi di mana kenyataan mengantarknnya pada sesuatu yang tak sesuai denga apa yang diharapkan.

Pada masa-masa sulit itulah butuh waktu yang sangat berat untuk ikhlas dan kembali bangkit dari keterpurukan. Berat, namun setelah mampu melaluinya, percayalah bahwa semuanya akan kembali damai, tenang dan menenteramkan. Yang sangat harus harus ditekanan adalah bahwa semua yang terjadi adalah kehendak-Nya. Sebagaimana yang pernah ditulis oleh Andrea Hirata dalam karyanya Padang Bulan,

“Tak selembar pun daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Tuhan. Apapun yang terjadi pada kita sekarang, itulah yang dikehendaki-Nya.”

Penulis : Qurrotul Ayun via al-ibar.net

Belum ada Komentar untuk "Rencana Mu sering Gagal di Tengah Jalan.. ?? Dibalik Kegagalan Mu Allah Berikan ini Kepada Mu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

ADSENSE2

MGID Gadget Pintar

ADSENE3