ADSENSE1

Jangan sepelekan ini... Pahala bagi orang yang menyeru kebaikan kepada sesama Muslim

sumber foto : humairoh.com
Bagi orang tua, anak menjadi tumpuan masa tuanya. Bahkan ba’da wafatnya keberadaan anak saleh sangat berharga buat dirinya. Sehingga mendidik anak, membina akhlaknya, membesarkan dalam ketakwaaan dan kesalehan adalah kebutuhan dirinya sekaligus kewajiban dari Allah atasnya. Orang tua yang tidak mendidik anaknya menjadi anak saleh akan menyesal nantinya.

Mengapa? Karena ketika anak tumbuh dewasa dengan kesalehan, orang tua akan memperoleh pahala dari amal salehnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya. Maksudnya, amal-amal saleh yang dikerjakan anaknya maka orang tuanya mendapatkan pahala seperti yang didapatkan anaknya, jika orang tuanya memiliki andil menunjukkannya kepada kebaikan, membiayai pendidikannya, atau mendoakannya.

Ini didasarkan kepada sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,

مَن دعا إلى هُدًى، كان له من الأجْر مثلُ أُجُور مَن تبِعَه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئًا، ومَن دعا إلى ضلالة، كان عليْه من الإثْم مثلُ آثام مَن تبِعه لا ينقص ذلك من آثامِهِم شيئًا

“Siapa menyeru kepada petunjuk, ia mendapatkan pahalanya seperti pahala yang diperoleh orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan siapa yang menyeru kepada kesesatan, ia mendapatkan dosa seperti dosa yang didapatkan pengikutnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim)

Jika orang tua tidak pernah mengarahkan anaknya menjadi baik dan tidak mengajarkan persoalan agama kepadanya, maka orang tua tidak mendapatkan pahala atas amal-amal saleh anaknya. Karena ia tidak memiliki andil dalam kesalehan anaknya.

Lebih dari itu, anak-anak saleh mendoakan kebaikan untuk orang tuanya, memintakan ampunan dan rahmat untuknya. Inilah yang paling dibutuhkan seseorang di kuburnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seseorang meninggal dunia maka (pahala) amalnya terputus kecuali 3 perkara: shodaqoh jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Di hadits lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menerangan 7 amalan yang pahala akan terus mengalir kepada hamba saat ia berada di kuburnya setelah wafatnya. Salah satunya,

أو ترك ولداً يستغفر له بعد موته

“Atau meninggalkan anak yang memintakan ampunan untuknya setelah meninggalnya.” (HR. Al-Bazzar dalam Kasyful Astar dari Anas bin Malik. Dihassankan Syaikh Al-Albani di Shahih Al-Jami’, no. 3602)

وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُو لَهُ

“Dan laki-laki yang meninggalkan anak saleh, anak itu mendoakan kebaikan untuknya.” (HR. Ahmad dan Al-Thabrani, dihassankan Al-Albani di Shahih al-Jami’, no. 877)

Syaikhul Islam di Majmu’ Fatawanya menyebutkan bahwa doa anak untuk orang tuanya memiliki keistimewaan karena anaknya termasuk dari usahanya. Seperti firman Allah Ta’ala,

مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

“Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” (QS. Al-Masad: 2) salah satu makna “apa yang ia usahakan” adalah anaknya.

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Sesungguhnya makanan terbaik yang dimakan seseorang adalah hasil usahanya, dan sesungguhnya anak termasuk dari usahanya.”

Orang tua menjadi sebab adanya anak dan membesarkannya, maka amal anak termasuk dari usahanya sendiri. Berbeda dengan saudara, paman, keponakan dan selainnya, doa mereka bermanfaat untuk yang didoakan. Bahkan doa orang lain yang bukan kerabat juga bermanfaat. Tetapi doa tersebut bukan dari hasil usahanya sendiri. Berbeda dengan doa anak kandungnya yang telah dididiknya dengan baik.

Doa anak shaleh mendatangkan keberkahan untuk orang tuanya. Diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إن الله ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة فيقول: يا رب، أنى لي هذه؟ فيقول: باستغفار ولدك لك

“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seoang hamba saleh di surga, lalu ia berkata: Wahai Tuhanku, darimana aku dapatkan semua ini? Kemudian Allah menjawab: Dengan sebab istighfar anakmu untuk dirimu.” (HR. Ahmad)

Imam Ibnu Katsir mengomentari hadits ini, “Sanadnya sahih”. Hadits ini memiliki penguat dari hadits Muslim tentang terputusnya amal seseorang sesudah meninggalnya kecuali tiga perkara. Wallahu A’lam.

Belum ada Komentar untuk "Jangan sepelekan ini... Pahala bagi orang yang menyeru kebaikan kepada sesama Muslim"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

ADSENSE2

MGID Gadget Pintar

ADSENE3